Nararya Damar Tampil Gemilang, SMP IT Logaritma Bersinar di FTBI 2025
Share this post!

Kebumen, LogaritmaNEWS – Nararya Damar Ruci Ardiansyah (IX A) berhasil membawa nama SMPIT Logaritma bersinar di Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025, yang digelar di Hotel Candisari, Karanganyar, Kebumen.

Tak hanya itu, ia meraih Juara Harapan III cabang Macapat dari 74 peserta, membuktikan bahwa kerja keras, latihan, dan doa mampu menghasilkan prestasi gemilang.

Pada ajang yang digelar Kamis (18/9/2025) tingkat Kabupaten Kebumen ini, Nararya bersaing ketat dengan puluhan peserta dari berbagai SMP se-Kabupaten Kebumen sebelum akhirnya menembus jajaran 6 besar terbaik.

Penampilan Nararya mendapatkan apresiasi tinggi dari dewan juri. Intonasi yang terjaga, artikulasi jelas, dan penghayatan mendalam membuat tembang macapat yang dibawakan hidup dan bermakna.

Keberhasilan ini sekaligus menjadi bukti bahwa siswa SMPIT Logaritma mampu bersaing di tingkat kabupaten dan menunjukkan kualitas dalam bidang seni serta budaya.

Rasa bangga pun meluap di lingkungan sekolah. Para guru dan teman-teman menyambut torehan prestasi tersebut dengan penuh syukur, karena kerja keras Nararya selama latihan akhirnya membuahkan hasil manis.

Kepala SMP IT Logaritma, Miftah Nur Azizah, S.Pd., menyampaikan kebanggaan dan rasa syukurnya atas pencapaian Mas Damar.

“Alhamdulillah, pencapaian ini menjadi kebahagiaan bagi keluarga besar SMP IT Logaritma. Prestasi Mas Damar merupakan buah dari latihan, kerja keras, disiplin, dan doa dari berbagai pihak yang mendukung,” ujarnya.

Miftah berharap keberhasilan Mas Damar dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman dan adik-adik kelasnya.

“Semoga prestasi ini mendorong mereka untuk terus menuntut ilmu dengan semangat, tetap menjadi pribadi yang santun, rendah hati, dan konsisten dalam meraih cita-cita,” tambahnya.

Lebih jauh, ia menegaskan pentingnya FTBI sebagai sarana pelestarian bahasa dan budaya daerah. Lomba macapat bukan sekadar kompetisi, tetapi juga wadah menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap jati diri bangsa.

Oleh sebab itu, kemenangan Nararya bukan hanya sebatas raihan piala, tetapi juga bukti nyata bahwa pendidikan harus menyentuh ranah pembentukan karakter, disiplin, dan kecintaan terhadap budaya lokal. (sfd)

Read More News :  


Share this post!